Sepeda motor dengan warna dominan merah itu berhenti di depan bangunan ruko yang dijadikan perkantoran. Si pengendara, yang masih mengenakan helm dan jaket, nampak turun dari motornya, berjalan ke salah satu ruko. Hanya beberapa langkah, seorang wanita dengan usia sekitar 30-an menyambutnya.
Setelah ngobrol sejenak, wanita tersebut menyerahkan botol sepanjang kira-kira 10 sentimeter berisi air. Gantian, si pengendara motor menyerahkan lembar kertas untuk ditandatangani oleh si wanita. Sejurus kemudian, pengendara itu balik badan dan naik kembali ke motor, menyalakannya lalu melaju pergi.
Itulah pekerjaan yang dilakoni Hadi Siswanto. Sejak beberapa bulan terakhir dia menjadi kurir ASI. Tugasnya, mengantar air susu ibu (ASI) dari seseorang yang tengah dalam masa menyusui kepada si bayi. Pengguna jasa kurir ASI adalah wanita yang menyusui namun harus meninggalkan bayinya di rumah lantaran keharusan bekerja di luar rumah.
Ibu yang baru melahirkan biasanya ingin memberikan ASI eksklusif untuk bayinya selama 6 bulan.
“Tapi karena cuti biasanya cuma 3 bulan, jadi yang 3 bulan sisanya itu mereka (ibu menyusui-red) sudah masuk kerja, jadi ASInya tetap bisa diberikan dengan kurir ASI ini,” papar Ahmad Sofi, Marketing Director dari Batam City Courier, agen yang melayani jasa kurir ASI.
Pengguna jasa ini, kata Sofi, didominasi ibu-ibu menyusui yang bekerja di industri perbankan maupun pegawai pemerintahan. “Kebanyakan memang yang punya penghasilan besar, jadi tidak semua kalangan menggunakannya,” jelasnya.
Dari segi harga, pelanggan bisa memilih kiriman kilat atau dengan waktu normal. Lantaran hanya melayani pengiriman untuk dalam Kota Batam, jauh dekat dihargai Rp15 ribu untuk member dan Rp25 ribu bagi non-member. Harga itu berlaku untuk pengiriman dengan batas waktu jam 17.00 WIB setiap harinya. Namun bagi yang menghendaki antaran lebih cepat, bisa mengambil program delivery very fast (kiriman sangat cepat) dengan harga Rp25 ribu bagi member dan Rp35 ribu non-member.
“Bagi ibu yang menyusui kita sarankan pakai yang ini (delivery very fast-red), soalnya ASI kan gak kuat lama, gak bagus juga kelamaan di luar,” kata Sofi.
Prosedur pengiriman ASI juga cukup mudah. Seorang ibu yang akan mengirimkan ASI-nya biasanya sudah menempatkan ASI tersebut di suatu botol. Saat si kurir datang, botol tersebut akan ditempeli label nama si ibu. Botol kemudian diberi tutup pengaman tambahan oleh si kurir baru kemudian dimasukkan ke cooler box (kotak pendingin). Setelah si ibu menandatangani tiga lembar nota dan membayar biayanya, si kurir akan langsung mengantarkan ASI tersebut sesuai permintaan si pengirim.
“Kalau sudah sampai di tempat tujuan, kan ada yang menerima entah pembantu atau keluarga, lalu si kurir lapor ke kantor. Nanti kantor yang melaporkan selesainya pengiriman ke pelanggan,” urai Sofi di kantornya yang berada di Komplek Ruko DutaMas.
Sofi bercerita, lantaran kurir ASI belum menjadi hal yang lumrah, masih banyak orang yang terkejut saat mendengarnya. Bahkan, kata dia, banyak yang bercanda saat diberitahu tentang jasa tersebut. “Biasanya teman kerja sekantor pelanggan yang bercanda, mereka kadang nyeletuk begini ‘biaya tersebut termasuk ongkos peras ASI juga gak ya?” katanya sembari tertawa saat menirukan ucapan teman pelanggannya.
Meskipun baru dilaunching beberapa bulan lalu, namun sambutan warga Batam terbilang menggembirakan. Pasalnya, kata Sofi, meski belum setiap hari jasa ini beroperasi namun pelanggannya selalu ada. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar